Profil Kecamatan Jatibarang
Jatibarang
adalah sebuah kota kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,
Indonesia dan merupakan kota kedua yang terbesar dan terpenting di
Kabupaten Indramayu, sebagai pusat perekonomian dan pintu gerbang utama
dari arah Cirebon, Bandung dan wilayah-wilayah lain di bagian timur
Pulau Jawa.
Jatibarang juga merupakan eks-kawedanan yang terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang, Kertasemaya, dan Sliyeg. Sehingga beberapa kecamatan di sekitarnya kadang kala disebut juga sebagai Jatibarang.
Geografis dan Topografi
Jatibarang berada di bagian utara pulau Jawa, sekitar 48km di sebelah Barat laut Kota Cirebon. Jatibarang terletak di bagian Tenggara dari Kabupaten Indramayu dan berada sekitar 19 kilometer di sebelah selatan Kota Indramayu itu sendiri. Secara topografi seluruhan, wilayah Jatibarang berada di dataran rendah. Koordinat Jatibarang berada pada 6° 28' 0" lintang selatan dan 108° 17' 0" bujur timur.
Kecamatan Jatibarang berbatasan langsung dengan Kecamatan Widasari di bagian barat yang dipisahkan oleh sungai Ci Manuk sebagai sungai terbesar di Indramayu, di sebelah selatan berbatasan dengan Bangodua dan Kertasemaya, Kecamatan Sliyeg di bagian timur dan Kecamatan Indramayu, Balongan dan Lohbener di bagian utara.
Pembagian Administratif
Kecamatan Jatibarang terdiri dari 15 Desa, dengan Pusat Kota Jatibarang berada di Desa Jatibarang, Desa Jatibarang Baru dan Desa Bulak. Pusat perekonomian berada di Desa Jatibarang & Desa Jatibarang Baru, di sini terdapat pasar daerah yang berada di Jl. Mayor Sangun, selain itu pada hari Minggu dan Rabu merupakan hari pasaran bagi pasar sandang Jatibarang yang merupakan pasar terbesar kedua setelah pasar sandang Tegalgubug, Cirebon[rujukan?]. Di desa ini banyak terdapat toko-toko, mini market dan berbagai aktivitas perekonomian lain.
Pusat pemerintahan, pendidikan dan pertanian berada di Desa Bulak di sebelah timur Desa Jatibarang, Kantor Kecamatan Jatibarang berlokasi di Jalan Banjarsari atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Raya Bulak.
Pendidikan
Beberapa sarana pendidikan yang ada di Jatibarang antara lain:
1. SMA Negeri 1 Jatibarang, berlokasi di Jalan Ampera Bulak, Jatibarang;
2. SMK Negeri 1 Jatibarang, berlokasi di Jalan Jatisawit;
3. SMA Negeri 1 Sliyeg, berlokasi di Sleman PO BOX 05 Jatibarang;
4. SMK Pelita Jatibarang, berlokasi di Jalan Raya Bulak Jatibarang;
5. SMA Muhammadiyah Jatibarang, berlokasi di Jalan Mayor Dasuki No 131, Komplek Perguruan Muhammadiyah Jatibarang;
6. SMK Muhammadiyah Jatibarang, berlokasi di Jalan Mayor Dasuki No 131, Komplek Perguruan Muhammadiyah Jatibarang;
7. SMK PUI Jatibarang, berlokasi di Jalan Letnan Jhoni Jatibarang.
Transportasi
Jatibarang dilalui oleh Jalur Pantura, yaitu jalan/jalur pantai utara penghubung Kota Jakarta dengan daerah-daerah lain di bagian timur pulau Jawa. Jalan ini merupakan jalan yang paling utama dan nomor satu di pulau Jawa.
Jalur Pantura yang melewati Kabupaten Indramayu dibagi menjadi tiga, yakni:
1. Jalur Pantura utama dengan rute Sukra – Lohbener – Jatibarang – Kertasemaya. Jalur ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Jakarta dengan Cirebon dan kota lain di bagian timur pulau Jawa. Pada jalur ini terdapat beberapa titik kemacetan, di antaranya pada yaitu pada Pasar Sandang Tegalgubug, Arjawinangun, khususnya pada hari pasaran yaitu hari Selasa dan Sabtu.
2. Jalur Pantura lama dengan rute Lohbener – Jatibarang – Karangampel – Cirebon. Jalur ini relatif lebih sepi, namun masih kurangnya markah jalan dan penerangan membuat pengemudi semakin enggan untuk melewatinya. Pada jalur ini terdapat beberapa titik kemacetan, di antaranya yaitu pada Pasar Karangampel dan Pasar Clancang, namun kemacetan tersebut tidak begitu parah mengingat jalur ini lebih sedikit dilalui oleh kendaraan.
Jatibarang dilewati oleh jalur kereta api lintas utara pulau Jawa dan terdapat stasiun kereta api yang merupakan stasiun terbesar utama dari masyarakat yang ada di Kabupaten Indramayu. Dahulu stasiun Jatibarang menjadi percabangan jalur antara jalur yang menuju ke Jakarta, ke arah Indramayu, dan ke arah Cirebon, namun sekarang jalur rel menuju Indramayu sudah tidak aktif lagi. Stasiun Besar Jatibarang berlokasi di Jalan Mayor Sangun (Pasar) Jatibarang.
Berikut ini adalah kereta api yang berhenti di Stasiun Jatibarang:
1. Kereta api Argo Jati: ke Cirebon dan Jakarta Gambir
2. Kereta api Cirebon Ekspres: ke Tegal dan Jakarta Gambir
3. Kereta api Gaya Baru Malam Selatan: ke Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng
4. Kereta api Tegal Arum: ke Stasiun Tegal dan Stasiun Jakarta Kota
5. Kereta api Tawang Jaya: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Semarang Poncol
6. Kereta api Kertajaya: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Surabaya Pasarturi
7. Kereta api Brantas: ke stasiun Tanahabang Jakarta dan Stasiun Kediri
8. Kereta api Progo: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta
9. Kereta api Senja Bengawan: ke stasiun Tanahabang Jakarta dan stasiun Solo Jebres Surakarta
10. Kereta api Kutojaya Utara: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan stasiun Kutoarjo
11. Kereta api Bogowonto: ke Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Pasarsenen
Untuk transportasi dalam kota, terdapat Angkutan Kota (Angkot) yakni:
1. Angkot 01 dengan jurusan Jatibarang Kota, dengan rute: Bulak, Pilangsari, Bangkaloa Ilir, Widasari;
2. Angkot 08 dengan jurusan Jatibarang – Sliyeg - Balongan;
3. Angkot dengan rute Jatibarang– Karangampel;
4. Angkot dengan rute Jatibarang– Indramayu Kota;
5. Angkot dengan rute Jatibarang– Jatitujuh via Bangodua;
6. Angkot dengan rute Jatibarang– Jatitujuh.
Untuk transportasi antarkota jarak dekat, bisa menggunakan minibus (kopayu) jurusan Jatibarang– Cirebon, Jatibarang– Patrol – Pamanukan. Sedangkan untuk jarak jauh bisa menggunakan bus antarkota/antarpropinsi.
Seni dan Budaya
Organ tunggal
Kesenian yang ada di Indramayu khususnya di Jatibarang adalah kesenian Organ Tunggal, yakni pentas musik di atas panggung dengan menggunakan Organ yakni alat musik besar seperti piano yang nadanya dihasilkan melalui dawai elektronis, pentas musik Organ Tunggal ini biasanya dipentaskan pada momen-momen tertentu, seperti pada Hajatan Pernikahan atau hajatan lainnya, juga dipentaskan pada acara Tujuhbelasan dan juga pada hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dsb; selain di atas panggung, kesenian musik Organ ini juga dipentaskan secara berkeliling kampung pada saat-saat tertentu, seperti pada Bulan Ramadhan dsb.
Tari Topeng
Seni tradisional lainnya adalah seni Tari Topeng, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Jatibarang. Tari topeng adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Menakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Menakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya.
Wayang Kulit
Seperti masyarakat Jawa pada umumnya, kesenian Wayang masih kental melekat pada masyarakat Jatibarang. Pementasan Wayang Kulit masih sering diselenggarakan pada momen tertentu seperti hajatan, ataupun dipentaskan sebagai syukuran bagi masyarakat kepada sang Pencipta atas hasil panen yang diberikan, orang Jawa menyebut istilah ini dengan istilah Mapag Sri atau Mapag Dewi Sri yakni menyambut datangnya panen raya.
Mapag Sri
Pesta Panen Mapag Dewi Sri ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat merupakan kegiatan yang wajib diadakan setiap tahun. Konon pada tahun 1970-an kegiatan ini pernah tidak dilaksanakan karena hasil panen sedikit, karena tidak dilaksanakannya pesta rakyat Mapag Dewi Sri akibatnya banyak masyarakat setempat yang sakit. Semenjak kejadian itu, sekecil apapun hasi panen yang diperoleh, pesta rakyat Mapag Dewi Sri harus tetap dilaksanakan.
Sintren
Kebudayaan jawa lainnya adalah Sintren, Sintren adalan kesenian tradisional masyarakat Jawa, khususnya Pekalongan. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, Indramayu dan Jatibarang. Sintren disebut juga dengan lais. Di Jatibarang sendiri, kesenian Sintren dipentaskan pada acara-acara tertentu, misalkan hajatan atau syukuran, atau pentas seni tradisional, dahulu ada pentas seni Sintren yang berkeliling kampung, namun sekarang sudah sangat sulit untuk ditemukan karena tergeser oleh pentas dan hiburan modern.
Tarling
Tarling merupakan seni musik dan lagu yang pada awalnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian (kiser) yang diiringi oleh gitar dan suling saja. Sejalan dengan perkembangan zaman, kesenian tarling mengalami perkembangan dan perubahan yang cepat. Saat ini tarling sudah dilengkapi dengan alat-alat musik yang modern. Kendatipun demikian Tarling klasik masih banyak diminati oleh wisatawan.
Pariwisata
Banjar Indah
Banjar Indah merupakan tempat wisata yang banyak juga dikunjungi oleh para wisatawan karena daya tariknya yang unik dan tersendiri berupa koloni kera Banjar yang berjumlah 41 ekor dan jumlahnya akan selalu tetap dari tahun ke tahun [1]. Taman wisata Banjar Indah akan ramai dikunjungi para wisatawan lokal baik dari kabupaten Indramayu sendiri atau pun dari daerah sekitarnya pada dua hari raya umat Islam, yakni hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Taman Wisata Banjar Indah berlokasi di Desa Bulak/Bulak Lor sekitar 2km dari Jatibarang atau sekitar 17km dari kota Indramayu.
Makam Buyut Tambi
Makam Buyut Tambi terletak di Desa Tambi Jl. Raya Karangampel – Jatibarang ± 20km dari Kota Indramayu atau sekitar 6km dari Jatibarang. Makam Buyut Tambi merupakan salah satu makam yang banyak didatangi para peziarah dari berbagai pelosok dengan tujuan yang berbeda-beda.
Tempat Potensial dan Objek Vital
Pertamina EP Field Jatibarang
Pertamina (Persero) EP Field Jatibarang adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi yang berlokasi di area eks Kawedanan Jatibarang. Pertamina EP melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama [2]. Wilayah Kerja PT Pertamina EP Region Jawa salah satunya terletak di Jatibarang yang selanjutnya di sebut Pertamina EP Field Jatibarang.
Cenderamata
Kerajinan Bordir
Kerajinan bordir berkembang cukup pesat di Indramayu, terletak di Desa Sukawera , Kecamatan Kertasemaya ± 6 kilometer dari Kota Jatibarang atau 22 kolimeter dari Kota Indramayu. Motif yang cukup terkenal adalah motif seruni, tapak kebo, bunga tulip, lunglungan, hasil produksinya mampu memenuhi permintaan pasar regional dan Nasional. Indramayu merupakan daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi,karena letaknya yang sangat strategis yaitu disepanjang jalan pantai utara Pulau Jawa.
Bahasa
Umumnya masyarakat Jatibarang berbahasa Indramayu yang mirip dengan Dialek Cirebon, behasa tersebut merupakan sub-bahasa dari bahasa induk yakni Bahasa Jawa. Dengan sedikit perbedaan pengucapan dari bahasa Jawa pada umumnya, Dialek Jatibarang membaca huruf A tetap sebagai A, bukan O seperti Kulo diucapkan Kula, Titimongso diucapkan Titimangsa (tanggal pada surat-menyurat). Pada umumnya masyarakat Jatibarang berbahasa Jawa kasar atau biasa disebut bahasa Ngoko atau Bagongan, hanya sedikit yang menggunakan bahasa Jawa Halus atau Basa Krama yang saat ini hanya digunakan oleh Kalangan Kolot atau orang-orang tua saja.
Aksara Hanacaraka dahulu digunakan oleh masyarakat Indramayu termasuk Jatibarang seperti halnya masyarakat Jawa pada umumnya. Namun dewasa ini Aksara tersebut sudah ditinggalkan, kalaupun ada hanya orang-orang tua saja yang masih menggunakannya.
sumber :
http://indrawarta.blogspot.co.id/2012/01/kecamatan-jatibarang.html#popup
Jatibarang juga merupakan eks-kawedanan yang terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Jatibarang, Widasari, Bangodua, Tukdana, Sukagumiwang, Kertasemaya, dan Sliyeg. Sehingga beberapa kecamatan di sekitarnya kadang kala disebut juga sebagai Jatibarang.
Geografis dan Topografi
Jatibarang berada di bagian utara pulau Jawa, sekitar 48km di sebelah Barat laut Kota Cirebon. Jatibarang terletak di bagian Tenggara dari Kabupaten Indramayu dan berada sekitar 19 kilometer di sebelah selatan Kota Indramayu itu sendiri. Secara topografi seluruhan, wilayah Jatibarang berada di dataran rendah. Koordinat Jatibarang berada pada 6° 28' 0" lintang selatan dan 108° 17' 0" bujur timur.
Kecamatan Jatibarang berbatasan langsung dengan Kecamatan Widasari di bagian barat yang dipisahkan oleh sungai Ci Manuk sebagai sungai terbesar di Indramayu, di sebelah selatan berbatasan dengan Bangodua dan Kertasemaya, Kecamatan Sliyeg di bagian timur dan Kecamatan Indramayu, Balongan dan Lohbener di bagian utara.
Pembagian Administratif
Kecamatan Jatibarang terdiri dari 15 Desa, dengan Pusat Kota Jatibarang berada di Desa Jatibarang, Desa Jatibarang Baru dan Desa Bulak. Pusat perekonomian berada di Desa Jatibarang & Desa Jatibarang Baru, di sini terdapat pasar daerah yang berada di Jl. Mayor Sangun, selain itu pada hari Minggu dan Rabu merupakan hari pasaran bagi pasar sandang Jatibarang yang merupakan pasar terbesar kedua setelah pasar sandang Tegalgubug, Cirebon[rujukan?]. Di desa ini banyak terdapat toko-toko, mini market dan berbagai aktivitas perekonomian lain.
Pusat pemerintahan, pendidikan dan pertanian berada di Desa Bulak di sebelah timur Desa Jatibarang, Kantor Kecamatan Jatibarang berlokasi di Jalan Banjarsari atau yang lebih dikenal dengan nama Jalan Raya Bulak.
Pendidikan
Beberapa sarana pendidikan yang ada di Jatibarang antara lain:
1. SMA Negeri 1 Jatibarang, berlokasi di Jalan Ampera Bulak, Jatibarang;
2. SMK Negeri 1 Jatibarang, berlokasi di Jalan Jatisawit;
3. SMA Negeri 1 Sliyeg, berlokasi di Sleman PO BOX 05 Jatibarang;
4. SMK Pelita Jatibarang, berlokasi di Jalan Raya Bulak Jatibarang;
5. SMA Muhammadiyah Jatibarang, berlokasi di Jalan Mayor Dasuki No 131, Komplek Perguruan Muhammadiyah Jatibarang;
6. SMK Muhammadiyah Jatibarang, berlokasi di Jalan Mayor Dasuki No 131, Komplek Perguruan Muhammadiyah Jatibarang;
7. SMK PUI Jatibarang, berlokasi di Jalan Letnan Jhoni Jatibarang.
Transportasi
Jatibarang dilalui oleh Jalur Pantura, yaitu jalan/jalur pantai utara penghubung Kota Jakarta dengan daerah-daerah lain di bagian timur pulau Jawa. Jalan ini merupakan jalan yang paling utama dan nomor satu di pulau Jawa.
Jalur Pantura yang melewati Kabupaten Indramayu dibagi menjadi tiga, yakni:
1. Jalur Pantura utama dengan rute Sukra – Lohbener – Jatibarang – Kertasemaya. Jalur ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Jakarta dengan Cirebon dan kota lain di bagian timur pulau Jawa. Pada jalur ini terdapat beberapa titik kemacetan, di antaranya pada yaitu pada Pasar Sandang Tegalgubug, Arjawinangun, khususnya pada hari pasaran yaitu hari Selasa dan Sabtu.
2. Jalur Pantura lama dengan rute Lohbener – Jatibarang – Karangampel – Cirebon. Jalur ini relatif lebih sepi, namun masih kurangnya markah jalan dan penerangan membuat pengemudi semakin enggan untuk melewatinya. Pada jalur ini terdapat beberapa titik kemacetan, di antaranya yaitu pada Pasar Karangampel dan Pasar Clancang, namun kemacetan tersebut tidak begitu parah mengingat jalur ini lebih sedikit dilalui oleh kendaraan.
Jatibarang dilewati oleh jalur kereta api lintas utara pulau Jawa dan terdapat stasiun kereta api yang merupakan stasiun terbesar utama dari masyarakat yang ada di Kabupaten Indramayu. Dahulu stasiun Jatibarang menjadi percabangan jalur antara jalur yang menuju ke Jakarta, ke arah Indramayu, dan ke arah Cirebon, namun sekarang jalur rel menuju Indramayu sudah tidak aktif lagi. Stasiun Besar Jatibarang berlokasi di Jalan Mayor Sangun (Pasar) Jatibarang.
Berikut ini adalah kereta api yang berhenti di Stasiun Jatibarang:
1. Kereta api Argo Jati: ke Cirebon dan Jakarta Gambir
2. Kereta api Cirebon Ekspres: ke Tegal dan Jakarta Gambir
3. Kereta api Gaya Baru Malam Selatan: ke Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng
4. Kereta api Tegal Arum: ke Stasiun Tegal dan Stasiun Jakarta Kota
5. Kereta api Tawang Jaya: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Semarang Poncol
6. Kereta api Kertajaya: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Surabaya Pasarturi
7. Kereta api Brantas: ke stasiun Tanahabang Jakarta dan Stasiun Kediri
8. Kereta api Progo: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta
9. Kereta api Senja Bengawan: ke stasiun Tanahabang Jakarta dan stasiun Solo Jebres Surakarta
10. Kereta api Kutojaya Utara: ke Stasiun Pasar Senen Jakarta dan stasiun Kutoarjo
11. Kereta api Bogowonto: ke Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Pasarsenen
Untuk transportasi dalam kota, terdapat Angkutan Kota (Angkot) yakni:
1. Angkot 01 dengan jurusan Jatibarang Kota, dengan rute: Bulak, Pilangsari, Bangkaloa Ilir, Widasari;
2. Angkot 08 dengan jurusan Jatibarang – Sliyeg - Balongan;
3. Angkot dengan rute Jatibarang– Karangampel;
4. Angkot dengan rute Jatibarang– Indramayu Kota;
5. Angkot dengan rute Jatibarang– Jatitujuh via Bangodua;
6. Angkot dengan rute Jatibarang– Jatitujuh.
Untuk transportasi antarkota jarak dekat, bisa menggunakan minibus (kopayu) jurusan Jatibarang– Cirebon, Jatibarang– Patrol – Pamanukan. Sedangkan untuk jarak jauh bisa menggunakan bus antarkota/antarpropinsi.
Seni dan Budaya
Organ tunggal
Kesenian yang ada di Indramayu khususnya di Jatibarang adalah kesenian Organ Tunggal, yakni pentas musik di atas panggung dengan menggunakan Organ yakni alat musik besar seperti piano yang nadanya dihasilkan melalui dawai elektronis, pentas musik Organ Tunggal ini biasanya dipentaskan pada momen-momen tertentu, seperti pada Hajatan Pernikahan atau hajatan lainnya, juga dipentaskan pada acara Tujuhbelasan dan juga pada hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha dsb; selain di atas panggung, kesenian musik Organ ini juga dipentaskan secara berkeliling kampung pada saat-saat tertentu, seperti pada Bulan Ramadhan dsb.
Tari Topeng
Seni tradisional lainnya adalah seni Tari Topeng, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Jatibarang. Tari topeng adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh saru penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.
Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah Tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Menakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Menakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya.
Wayang Kulit
Seperti masyarakat Jawa pada umumnya, kesenian Wayang masih kental melekat pada masyarakat Jatibarang. Pementasan Wayang Kulit masih sering diselenggarakan pada momen tertentu seperti hajatan, ataupun dipentaskan sebagai syukuran bagi masyarakat kepada sang Pencipta atas hasil panen yang diberikan, orang Jawa menyebut istilah ini dengan istilah Mapag Sri atau Mapag Dewi Sri yakni menyambut datangnya panen raya.
Mapag Sri
Pesta Panen Mapag Dewi Sri ini, menurut kepercayaan masyarakat setempat merupakan kegiatan yang wajib diadakan setiap tahun. Konon pada tahun 1970-an kegiatan ini pernah tidak dilaksanakan karena hasil panen sedikit, karena tidak dilaksanakannya pesta rakyat Mapag Dewi Sri akibatnya banyak masyarakat setempat yang sakit. Semenjak kejadian itu, sekecil apapun hasi panen yang diperoleh, pesta rakyat Mapag Dewi Sri harus tetap dilaksanakan.
Sintren
Kebudayaan jawa lainnya adalah Sintren, Sintren adalan kesenian tradisional masyarakat Jawa, khususnya Pekalongan. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan, Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, Indramayu dan Jatibarang. Sintren disebut juga dengan lais. Di Jatibarang sendiri, kesenian Sintren dipentaskan pada acara-acara tertentu, misalkan hajatan atau syukuran, atau pentas seni tradisional, dahulu ada pentas seni Sintren yang berkeliling kampung, namun sekarang sudah sangat sulit untuk ditemukan karena tergeser oleh pentas dan hiburan modern.
Tarling
Tarling merupakan seni musik dan lagu yang pada awalnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian (kiser) yang diiringi oleh gitar dan suling saja. Sejalan dengan perkembangan zaman, kesenian tarling mengalami perkembangan dan perubahan yang cepat. Saat ini tarling sudah dilengkapi dengan alat-alat musik yang modern. Kendatipun demikian Tarling klasik masih banyak diminati oleh wisatawan.
Pariwisata
Banjar Indah
Banjar Indah merupakan tempat wisata yang banyak juga dikunjungi oleh para wisatawan karena daya tariknya yang unik dan tersendiri berupa koloni kera Banjar yang berjumlah 41 ekor dan jumlahnya akan selalu tetap dari tahun ke tahun [1]. Taman wisata Banjar Indah akan ramai dikunjungi para wisatawan lokal baik dari kabupaten Indramayu sendiri atau pun dari daerah sekitarnya pada dua hari raya umat Islam, yakni hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Taman Wisata Banjar Indah berlokasi di Desa Bulak/Bulak Lor sekitar 2km dari Jatibarang atau sekitar 17km dari kota Indramayu.
Makam Buyut Tambi
Makam Buyut Tambi terletak di Desa Tambi Jl. Raya Karangampel – Jatibarang ± 20km dari Kota Indramayu atau sekitar 6km dari Jatibarang. Makam Buyut Tambi merupakan salah satu makam yang banyak didatangi para peziarah dari berbagai pelosok dengan tujuan yang berbeda-beda.
Tempat Potensial dan Objek Vital
Pertamina EP Field Jatibarang
Pertamina (Persero) EP Field Jatibarang adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi yang berlokasi di area eks Kawedanan Jatibarang. Pertamina EP melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama [2]. Wilayah Kerja PT Pertamina EP Region Jawa salah satunya terletak di Jatibarang yang selanjutnya di sebut Pertamina EP Field Jatibarang.
Cenderamata
Kerajinan Bordir
Kerajinan bordir berkembang cukup pesat di Indramayu, terletak di Desa Sukawera , Kecamatan Kertasemaya ± 6 kilometer dari Kota Jatibarang atau 22 kolimeter dari Kota Indramayu. Motif yang cukup terkenal adalah motif seruni, tapak kebo, bunga tulip, lunglungan, hasil produksinya mampu memenuhi permintaan pasar regional dan Nasional. Indramayu merupakan daerah yang sangat menarik untuk dikunjungi,karena letaknya yang sangat strategis yaitu disepanjang jalan pantai utara Pulau Jawa.
Bahasa
Umumnya masyarakat Jatibarang berbahasa Indramayu yang mirip dengan Dialek Cirebon, behasa tersebut merupakan sub-bahasa dari bahasa induk yakni Bahasa Jawa. Dengan sedikit perbedaan pengucapan dari bahasa Jawa pada umumnya, Dialek Jatibarang membaca huruf A tetap sebagai A, bukan O seperti Kulo diucapkan Kula, Titimongso diucapkan Titimangsa (tanggal pada surat-menyurat). Pada umumnya masyarakat Jatibarang berbahasa Jawa kasar atau biasa disebut bahasa Ngoko atau Bagongan, hanya sedikit yang menggunakan bahasa Jawa Halus atau Basa Krama yang saat ini hanya digunakan oleh Kalangan Kolot atau orang-orang tua saja.
Aksara Hanacaraka dahulu digunakan oleh masyarakat Indramayu termasuk Jatibarang seperti halnya masyarakat Jawa pada umumnya. Namun dewasa ini Aksara tersebut sudah ditinggalkan, kalaupun ada hanya orang-orang tua saja yang masih menggunakannya.
sumber :
http://indrawarta.blogspot.co.id/2012/01/kecamatan-jatibarang.html#popup
Komentar
Posting Komentar